Thursday, May 10, 2007

Pak Inung meninggal dunia


Pak Inung meninggal dunia di rumah sakit POLRI Dr Soekanto, Kramat Jati, hari Selasa pukul 3 sore di ruang ICU dihadapan keluarganya.

Pak Inung meninggal karena kakinya menginjak paku pada Senin sore 30 April 2007 di rumahnya di Cilodong. Luka terpijak paku ini tidak menyebabkan rasa sakit sehingga pak Inung tidak memperhatikannya. Baru pada keesokan harinya pak Inung melihat kakinya mengalami infeksi dan menyebabkan demam.

Pada hari Rabu pak Inung memeriksanya ke dokter dan berobat. Selanjutnya ia beristirahat di rumah. Luka kakinya membaik dan demamnya mereda. Tetapi keadaan memburuk pada hari Sabtu dan pak Inung kembali ke dokter yang kemudian menyarankan untuk dibawa ke rumah sakit.

Pak Inung masuk rumah sakit pada hari Minggu dan sudah mulai kejang akibat tetanus yang disebabkan karena tertusuk paku seminggu sebelumnya. Menurutnya punggung terasa kaku dan sakit sehingga ia tidak dapat berbaring untuk istirahat. Ia hanya bisa duduk sepanjang malam sambil menahan sakit dan sulit berkomunikasi karena otot sekitar rahang sudah mulai kejang dan kaku.

Hari Senin siang dokter rumah sakit yang memeriksanya memberi obat melalui infus sehingga kini ia dapat berbaring.

Dari Minggu malam pak Inung sudah mendapat kunjungan dari kepala sekolah pak Wayan dan teman-teman guru serta para siswa pada keesokan harinya. Kunjungan dari teman dan kerabat terus berlanjut sampai Selasa siang. Tapi sebagai pasien tetanus sebenarnya ia harus dirawat di ruang gelap, dan tidak boleh dibesuk atau diganggu. Sayang ketentuan ini nampaknya kurang dipahami bahkan oleh perawatnya sekalipun.

Hari Selasa siang pak Inung di pindahkan ke ruang ICU dan pukul 15 ia menghembuskan nafasnya yang terakhir.

Ia tidak merasa sakit ketika tertusuk paku karena ia juga menderita diabetus melitus. Sebagaimana penderita diabet yang biasanya baal ia tidak merasa sakit bila terluka. Sedangkan luka penderita diabet biasanya lambat sembuh.


Pak Inung lahir di Purwokerto 49 tahun yang lalu. Menamatkan IKIP Jakarta jurusan pendidikan Matematika tahun 1986 dan pada tahun itu juga ia mengajar matematika di SMA 30 Jakarta sampai saat ia meninggal. Pak Inung pernah belajar menjadi pilot di Sekolah Penerbangan Curug, Tanggerang sebelum masuk IKIP. Tapi tidak selesai. Selama menjadi guru SMA 30 selain mengajar ia juga lama menjadi wakil kepala sekolah bidang kesiswaan selama beberapa periode.

Selamat jalan pak Inung.

1 comment:

Anonymous said...

,walaupun BELIAU selalu marah" dan di benci kami sbg murid...

,tapi kami selalu mendoakan BELIAU...

,sELamaT jaLan PAK INUNG...

,semoga diterima disisi Tuhan yang maha esa...